Karbitan




Fulani sungguh kagum dengan kemajuan bisnis sahabatnya Goldie. Pada saat dia mengunjungi kantor sahabatnya yang terletak 1000 km dari kotanya, dia  terpana dan kagum dengan pemandangan yang dia lihat. 

“Wuih inikah mobil Goldie, Jaguar?” Fulani berbisik pada dirinya sendiri,”Kalau benar, top abis deh bisnis Goldie.”

“Temanku emang hebat euuuuuuuy.....Jaguar gituh looooh,” Fulani bergumam dalam hati.

“Mobilku Zebra jadul.....he he he he jadi nggak pede nih ketemu Goldie,” Fulani melanjutkan gumamannya.

Fulani pun memarkir mobilnya agak jauh dari Jaguar milik temannya. Dia takut mobilnya akan kebanting bila bersebelahan dengan Jaguar biru itu.

Dia pun turun dari mobilnya lalu memasuki ruangan kantor itu.

“Pagi mbak, mau ketemu dengan Pak Goldie,” Fulani menyapa resepsionis.

“Pak Fulani ya?” tanya sang resepsionis,”Bapak sudah ditunggu, mari saya antar ke ruangan Bapak.”

Fulani pun mengikuti sang resepsionis. Sepanjang jalan menuju ruangan matanya tak lepas dari melihat interior kantor sohibnya itu. Dia pun berdecak kagum dan takjub dengan sahabatnya yang memulai bisnis bersamaan waktunya dengannya tapi kemajuannya begitu pesat.

Ruangan yang dituju pun sudah sampai. Resepsionis mengetuk pintu, dan jawaban dari dalam,”Silakan, masuk.”

Resepsionis pun mempersilakan Fulani masuk.

“Apa kabar, bro...,”tanya Goldie.

“Alhamdulillah baik,” jawabnya Fulani,”Wah kantormu keyeeeeeeeen bingits, bro.”

“He he he he he bisa aja lu......ya begitulah,” jawab Goldie.

“Eh ini udah siang dan pas “lunch time” nih, yuk kita ‘keme’ (bahasa slank : makan) dulu,”ajak Goldie.

Fulani hanya tersenyum. Dia masih minder dengan kondisi ruangan kantor sahabatnya ini yang serba lux. Dia mencoba menghitung nilainya. “Lukisan 50 juta ada dua, sofa 100 juta, meja kerja 25 juta, kursi kerja 50 juta,  karpet 30 juta, luas ruangan 64 meter persegi,” Hitungan cepat yang ada di kepala Fulani berjalan cepat.

“Eh bro, ngapain bengong,” tegur Goldie,”Ayo kita maksi.”

“Eh eh iya iya....sorry gue lagi gak konsen.”

Berdua berjalan ke luar kantor dan menggunakan mobil Jaguar Goldie mereka pergi makan siang.

--0--

Sejak pertemuan itu, keduanya sibuk dengan bisnis masing-masing. Karena bidang bisnis mereka berbeda maka mereka hampir tidak pernah bertemu.

Waktu pun berlalu hingga sekitar 2 tahun. Suatu hari Fulani berada di kota Goldie. Dia teringat sahabatnya itu. Dia kehilangan nomor sahabatnya karena HPnya rusak dan belum ada fasilitas back up di nomor kontak. Oleh sebab itu meskipun ragu untuk mampir, tapi hatinya sangat ingin bertemu, karena dia hampir tidak pernah melakukan perjalanan bisnis ke kota ini.

“Kalau dia sibuk, aku akan langsung pulang saja, yang penting ketemu meskipun sebentar,” fikir Fulani.

Pada saat tiba di kantor Goldie, Fulani sempat ragu karena ada tali : “Police Line di kantor itu”.

Perasaan Fulani begitu kacau. Dia bertanya pada para tukang parkir, tapi mereka tidak ada yang tahu.Yang mereka tahu, sempat ada beberapa orang mengangkut meubel kantor ini.

“Bro, ente dimana?” tanya Fulani dalam hati.

Dengan lesu darah Fulani meninggalkan kantor itu. Pada saat berhenti makan siang di restoran tempat mereka terakhir makan siang bersama, Fulani sempat mencari tahu hal yang terjadi. Dan hasilnya sangat membuat hati ciut.

“Goldie, bos PT 888999 ditangkap karena terlibat suap dan penggelapan dana 2 T.”

Goldie terhenyak dan maunya tak percaya dengan yang dibaca, namun itu fakta.

“Goldie....kamu nampak begitu cepat dan maju bisnismu, tapi mengapa begini jadinya........?”

Lama Fulani lesu darah, tiba-tiba dia teringat kata-kata seorang penulis terkenal era 40an.

“Menjadi benar dalam waktu yang sangat singkat, secara sosial adalah aneh,” begitu yang dia ingat.

“Kamu hebat dalam waktu yang sangat cepat, tapi rontok dengan sangat cepat pula,”gumamnya.

Fulani pun ingat kata-kata gurunya semasa sekolah,”Jangan jadi manusia karbitan, karena akan cepat busuk.”

“Ya, kita memang harus mau dan berproses, karena hasil yang didapat akan awet.”


Fadjar Setyanto


Sihir Dari Fountain Pen

    “ Gila , men ! ” Wawan setengah berteriak pada ka w annya Jono , ” Sungguh ini adalah keterkejutan gue tentang pena air mancur atau b...